Peraturan Perpajakan Terbaru

Posted On 7/29/2009 03:25:00 PM by achankoe | 0 comments

Halaman ini dibuat khusus untuk membantu temen-temen untuk men-downlaod peraturan perpajakan yang Saya kirim via email yang kadang-kadang file attachment-nya tidak berhasil terkirim.

Nanti Saya akan coba untuk meng-up load peraturan perpajakan terbaru yang ada sehingga kalau teman-teman tidak terima attachment yang Saya kirimkan bisa download langsung, ........

Peraturan Perpajakan Terbaru:

Formulir Perpajakan

Patch Update e-SPT Tahunan PPh Badan Dollar 01022010
Download Patch Update

Patch Update e-SPT Tahunan PPh Badan Rupiah 01022010
Download Patch Update

Perdirjen Pajak No. PER-38/PJ/2009 Tentang Bentuk Formulis Surat Setoran Pajak
Download Perdirjen Pajak No. PER-38/PJ/2009
Download Lampiran 1 Form SSP (PDF)PER-38/PJ/2009
Lampiran 2 PER-38/PJ/2009 Kode Akun Pajak
Formulir SSP Per-38/PJ/2009 Format Excell

Per-43/PJ/2009 tanggal 24 Juli 2009 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat(2, Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Serta Bukti Pemotongan/Pemungutannya.
Download Per-43/PJ/2009
Lampiran Per-43/PJ/2009

Perdirjen Pajak No. Per-34/PJ/2009 tanggal 04 Juni 2009 tentang Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Beserta Petunjuk Pengisiannya.
Download Per-34/PJ/2009 dan Lampirannya

Perdirjen Pajak No. Per-39/PJ/2009 tanggal 02 Juli 2009 tentang Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya.
Download Per-39/PJ/2009
Download 1771 Rupiah
Download 1771 US $

SPT Tahunan Badan dan Orang Pribadi Tahun 2009 Format Excell

SPT Tahunan Badan dan Orang Pribadi Tahun 2008

SPT Tahunan PPh Badan dibawah tahun 2007



PPh Badan

SE-9/PJ/2010 tanggal 01 Februari 2010 tentang Penyampaian PMK No. 2/PMK.03/2010 tentang Biaya Promosi yang dapat DIkurangkan dari Penghasilan Bruto.
Download SE-9/PJ/2010

PMK-02/PMK.03/2010 tg Biaya Promosi yang Dapat Dikurangkan dr Penghasilan Bruto
Download PMK-02/PMK.03/2010

PMK-234/PMK.03/2009 tg Bidang Penanaman Modal Tertentu Dikecualikan Sebagai Objek PPh
Download PMK-234/PMK.03/2009

Peraturan Menkeu No. 80/PMK.03/2009 Tentang Sisa Lebih yang Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pegembangan, yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan.
Download Peraturan Menkeu No. 80/PMK.03/2009

PPh Pemotongan dan Pemungutan (Potput)

Peraturan Dirjen Pajak No. PER-25/PJ/2010 Tanggal 30 April 2010 Tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-62/PJ/2010 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda.
Download PER-25/PJ/2010

Peraturan Dirjen Pajak No. PER-24/PJ/2010 Tanggal 30 April 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda.
Download PER-24/PJ/2010

Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-35/PJ/2010 Tanggal 09 Maret 2010 Tentang Pengertian Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, dan Jasa Konsultan Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahana Keempat atas UU No. 7 Tahun 1980 Tentang Pajak Penghasilan.
Download SE-35/PJ/2010

Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-114/PJ/2009 Tanggal 15 Desember 2009 Tentang Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda dan Peraturan Dirjen Pajak No. PER-62/PJ/2009 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda.
Download SE-114/PJ/2009

PMK No. 16/PMK.03/2010 Tanggal 25 Januari 2010 Tentang Tata Cara Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus.
Download PMK No. 16/PMK.03/2010

PP No. 68 Tahun 2009 Tentang Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus
Download PP No. 68 Th 2009

PP No. 40 Tahun 2009 Tanggal 4 Juni 2009 Tentang Perubahan atas PP No. 51 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi
Download PP No. 40 Tahun 2009

PP No. 19 Tahun 2009 Tentang PPh atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Download PP No. 19 Tahun 2009

Perdirjen Pajak No. PER-62/PJ./2009 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
Download Perdirjen Pajak No. PER-62/PJ./2009

Ralat PER-61/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
Download Ralat PER-61/PJ/2009
Form DGT 1 & 2

Perdirjen Pajak No. PER-61/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
Download Perdirjen Pajak No. PER-61/PJ/2009

Perdirjen Pajak No. 30/PJ/2009 Tanggal 27 April 2009 Tentang Tata Cara Pemberian Pengecualian dari Kewajiban Pembayaran atau Pemungutan PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Download Perdirjen Pajak No. 30/PJ/2009

Perdirjen Pajak No. 57/PJ/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
Download Perdirjen Pajak No. 57/PJ/2009

Perdirjen Pajak No. PER-52/PJ/2009 Tentang Penunjukan Pemotong, Tata Cara Pemotongan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Harta di Indonesia, Kecuali yang Diatur Dalam Pasal 4 Ayat (2) UU PPh Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri Selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.
Download Perdirjen Pajak No. PER-52/PJ/2009

Peraturan Menkeu No. PMK-82/PMK.03/2009 Tentang Peraturan Menteri Keuangan Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Harta di Indonesia, Kecuali yang Diatur Dalam Pasal 4 Ayat (2) UU PPh Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri Selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.
Download PMK-82/PMK.03/2009

SE-64/PJ/2009 tanggal 07 Juli 2009 tentang Pekerja yang Memperoleh Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditenggung Pemerintah.
Download SE-64/PJ/2009

SE-50/PJ/2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas Pembayaran PPh yang Bersifat Final Bagi Wajib Pajak Badan Termasuk Koperasi, yang Usaha Pokoknya Melakukan Transaksi Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Download SE-50/PJ/2009

SE-53/PJ/2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Jumlah Bruto Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Angka 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Beberapa kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
Download SE-53/PJ/2009

Perdirjen Pajak No. PER-28/PJ/2009 tanggal 20 April 2009 tentang Pelaksanaan Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah No. 761 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga atas PP No. 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran PPh atas Penghasilan dari Pengallihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Download Perdirjen Pajak No. PER-28/PJ/2009

PMK 244/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Angka 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa kali Diubah Terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
Download PMK 244/PMK.03/2008


Kepdirjen Pajak No. KEP-64/PJ/2009 Tentang Pencabutan Izin Praktek Konsultan Pajak Atas Nama Konsultan Pajak yang Meninggal Dunia Atau Telah Mencapai Usia 70 (Tujuh Puluh) Tahun
Download Kepdirjen Pajak No. KEP-64/PJ/2009

Perdirjen Pajak No. PER-2/PJ/2009 Tentang Perlakuan PPh Bagi Pekerja Indonesia di Luar Negeri
Download Perdirjen Pajak No. PER-2/PJ/2009

Perdirjen Pajak No. PER-4/PJ/2009 Tentang Petunjuk Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Download Perdirjen Pajak No. PER-4/PJ/2009


Wajib Pajak Orang Pribadi

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-32/PJ/2010 Tgl 12 Juli 2010 Tentang Pelaksanaan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 25 bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
Download Per-32/PJ/2010

Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-29/PJ/2010 Tgl. 01 Maret 2010 Tentang Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan PPh WP Orang Pribadi Bagi Wanita Kawin yang Melakukan Perjanjian Pemisahan Harta dan Penghasilan atau yang Memilih untuk Menjalankan Hak dan Kewajiban Perpajakannya Sendiri.
Download SE No. SE-29/PJ/2010


Free Trade Zone (FTZ)

Peraturan Menkeu No. PMK-240/PMK.03/2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Menkeu No. 45/PMK.04/2009 Tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Download PMK-240/PMK.03/2009

Peraturan Menkeu No. PMK-241/PMK.03/2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Menkeu No. 46/PMK.04/2009 Tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Download PMK-241/PMK.03/2009

PMK-242/PMK.04/2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Menkeu No. 47/PMK.04/2009 Tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Download PMK-242/PMK.04/2009

SE-516/KPU.02/2009 Tentang Pemasukan dan Pengeluaran Pengemas yang Dipakai Berulang-Ulang (Returnable Package) dan Petikemas Kosong (Empty Container) ke dan dari Kawasan Bebas Batam.
SE-516 th 2009 ReturnablePackag

Peraturan Dirjen Pajak No. PER-50/PJ./2009 Tentang Tata Cara Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Tata Cara Penerbitan Surat Keputusan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Bagi Pengusaha Kena Pajak yang Tempat Kegiatan Usaha atau Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang di Kawasan Bebas.
PER-50/PJ./2009 Tentang Tata cara Pencabutan Pengukuhan PKP

SE-88/PJ/2009 tentang Penyampaian PER - 50.PJ.2009 tg Tata Cara Pencabutan Pengukuhan PKP di Kawasan Bebas
Download SE-88/PJ/2009

Peraturan Menkeu No. 45/PMK.03/2009 Tentang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, Serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/Atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Pengeluaran Dan/Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Dan/Atau Jasa Kena Pajak Dari Kawasan Bebas Ke Tempat Lain Dalam Kawasan Dalam Daerah Pabean Ke Kawasan Bebas.
Download PMK-45/PMK.03/2009

Formulir Registrasi Free Trade Zone (FTZ) Batam
Download Form Registrasi

PP No. 02 Tahun 2009 Tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Pengawasan Atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Serta Berada Di Kawasan yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelbauhan Bebas
Download PP No. 02 Th 2009

PPN

Peraturan Dirjen Pajak No. 10/PJ/2010 tanggal 01 April 2010 Tentang Dokumen Tertentu yang Kedudukannya Dipersamakan dengan Faktur Pajak
Download Perdirjen Pajak No. 10/PJ/2010

SE-118/PJ/2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang PPN atas Penyerahan Air Bersih
Download SE-118/PJ/2009



Selamat Men-download, .. semoga bermanfaat.

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

'Mbah Surip' Susupi Komputer dengan Album Porno

Posted On 7/16/2009 07:41:00 AM by achankoe | 0 comments

Jakarta - Virus lokal tidak selalu dibuat dengan menggunakan program Visual Basic, sudah banyak virus lokal yang dibuat dengan menggunakan program bahasa lain yang tentunya mempunyai efek yang cukup berbahaya, contohnya program VBS.

Nah, walaupun virus ini 'hanya' dibuat dengan menggunakan program VBS tetapi tetap saja aksi yang dilakukan cukup merepotkan. Pengguna komputer pun diminta waspada, sebab saat ini telah beredar salah satu virus yang dibuat dengan menggunakan VBS. Sumber Asli Memang saat ini penyebarannya masih di kawasan Jogjakarta. Tidak seperti kebanyakan virus made in VBS, kali ini ia akan mengenkripsi kodenya sehingga tidak mudah untuk dibaca.

Norman Security Suite sendiri mendeteksi virus ini sebagai VBS/Cryf.A. Ciri yang sangat mudah dikenali dari dia adalah kemunculan sosok menyeramkan yang mirip Mbah Surip.

Pelantun lagu 'Tak Gendong' itu akan muncul pertama kali ketika komputer yang telah terinfeksi memasuki Internet Explorer. Jika sudah begini, korban selanjutnya akan disusupi folder bernama 'Album Bokep' di setiap drive maupun flash disk yang isinya seakan-akan file film porno. Namun folder 'panas' itu sebenarnya merupakan file virus yang siap 'menggendong' komputer Anda bila dijalankan.

Ciri-ciri File Virus

File induk VBS/Cryf.A ini mempunyai nama [drvconfg.drv] dengan ukuran file sebesar 218 KB, file ini mempunyai ekstensi [.drv] dan mempunyai type file sebagai 'device driver', file ini akan di enkipsi sehingga kode virusnya tidak mudah di baca.

Pada saat file virus dijalankan, pertama kali yang akan di lakukan adalah memanggil file [svchost.vbs] yang sudah dienkript yang berada di direktori [%Driver%:\Recycled\S-1-5-21-343818398-18970151121-842a92511246-500\Thumbs.db]. Kemudian file [svchost.vbs] ini akan menjalankan file utama virus yakni file [drvconfg.drv], file inilah yang berisi runtime untuk menginfeksi dan menanamkan aksi-aksi lain nya di dalam komputer target.

Pada saat user menjalankan dirinya, VBS/Cryf.A akan memanggil program [Windows Media Player]. Kemudian akan membuat beberapa file induk yang salah satunya akan dijalankan saat komputer dinyalakan.

Sementara untuk mempertahankan eksistensinya, ia akan mencoba untuk blok beberapa fungsi windows seperti: Task Manager, Regedit, CMD, MSCONFIG, hingga tidak dapat merubah Wallpaper

Selain itu, virus ini juga akan menyembunyikan file tersebut [regedit.exe, tskmgr.exe. cmd.exe dan MSConfig.exe] dan sebagai gantinya ia akan membuat file yang sama. Bedanya, ia akan mempunyai dua ekstensi yakni [.exe.lnk], antara file 'gadungan' dan file asli akan mempunyai icon yang sama. Jika user mencoba untuk memanggil salah satu fungsi Windows tersebut maka akan muncul pesan error.

Tetapi jika user mencoba untuk langsung menjalankan file 'gadungan' yang telah dibuat oleh virus sebagai pengganti file asli yang telah disembunyikan [contoh: regedit.exe.lnk] maka secara otomatis akan menjalankan file virus yang berada di direktori [C:\WINDOWS\system32\svchost.dls].

Tak hanya itu, ia juga akan melakukan Debugger terhadap ketiga fungsi windows tersebut untuk menjalankan file virus [C:\WINDOWS\appsys.exe] dengan membuat string pada registry.

Beberapa tools security khususnya antivirus lokal seperti PCMAV atau ANSAV. VBS/Cryf.A juga akan melakukan Debugger terhadap program yang telah ditentukan dengan membuat string.

Virus ini juga akan mencoba untuk mengaktifkan dirinya secara otomatis dengan menjalankan file [C:\windows\system\svchost.exe atau C:\windows\WinUpdt.scx] setiap kali user menjalankan file yang mempunyai ekstensi berikut: .reg, .vbs, dan .inf.

'Album Bokep'

Untuk mempermudah dalam mengelabui user, ia akan menggunakan rekayasa sosial dengan membuat sebuah folder dengan nama [Album Bokep] di setiap Drive termasuk di Flash Disk. Dengan nama folder tersebut diharapkan dapat menarik user untuk menjalankan salah satu dari 3 file shortcut yang berada di dalam nya.

Selain itu agar penyamarannya lebih sempurna ia akan merubah type file dari file LNK (shortcut) tersebut menjadi 'Movie Clip' sehingga seolah-olah merupakan file Video dan untuk lebih meyakinkan ia akan menyembunyikan ekstensi yang kedua dari file tersebut [.LNK] dengan membuat string

VBS/Cryf.A juga akan merubah type file dari 'VBScript Script File' menjadi 'Application' serta merubah icon VBS menjadi icon Application serta menyembunyikan ekstensi dari file tersebut dengan merubah string. Virus ini tidak hanya aktif pada mode Normal, tetapi akan aktf pada mode 'safe mode' dan 'safe mode with command prompt'.

Seolah-olah untuk menebus segala 'dosa-dosanya', pembuat virus akan menyertakan link untuk mendownload removal tools untuk membersihkan komputer yang sudah terinfeksi. Link ini akan dibuat dalam sebuah file yang disimpan di direktori [C:\Windows\help.html].

Jika link [ANTIVIRUS.exe] tersebut di klik maka akan diarahkan ke sebuah jendela baru dengan alamat [http://www.dinamikasolusi.co.nr], yang ternyata berisi 'Promosi Buku' tentang bagaimana 'cara membuat antivirus dengan Visual Basic'.
( ash / ash )

Sumber Asli : www.detik.com

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Iklan Sekolah Gratis = "Menyesatkan Masyarakat?"

Posted On 7/15/2009 04:26:00 PM by achankoe | 0 comments

Sejak dicanangkannya iklan sekolah gratis oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di awal tahun 2009, iklan yang berkaitan dengan Sekolah Gratis banyak bermunculan baik di media cetak, media televisi, internet, dan sebagainya.

Akan tetapi, dari beberapa iklan yang ditampilkan khususnya melalui media televisi -hal ini karena media televisi lebih banyak mampu menjangkau masyarakat luas bila dibandingkan dengan media cetak bahkan media internet, maklum masih banyak masyarakat yang belum melek internet- tampak masih sangat bias, hal itu karena dalam iklan-iklan yang disampaikan,misalnya yang menampilkan para tokoh Laskar Pelangi dan iklan seorang anak yang merasa gembira begitu mendengar pengumuman sekolah gratis di radio setelah terancam putus sekolah karena orang tuanya tidak memiliki biaya sekolah hanya menampilkan bahwa mulai tahun 2009 sekolah gratis tetapi tidak ada rincian biaya apa saja yang digratiskan, apakah seluruh biayanya atau hanya pada biaya-biaya tertentu misalnya SPP, tidak ada lagi sumbangan-sumbangan, uang pembangunan, pemberian buku-buku, dan sebagainya.

Akibat penanyangan iklan-iklan yang bias tersebut menyebabkan timbulnya beragam persepsi di masyarakat, halini karena banyak masyarakat yang menelan mentah-mentah iklan tersebut sehingga muncullah persepsi bahwa yang dimaksud sekolah gratis meliputi gratis semua pembiayaan yang berkaitan dengan kegiatan aktivitas sekolah baik dari pendaftaran, uang SPP, uang gedung, buku-buku, dan sebagainya. Semestinyalah pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberikan informasi yang jelas di berbagai media tersebut.

Hal ini, sebenarnya telah dijelaskan oleh pemerintah melalui situs Sekolah Gratis , tetapi karena hampir sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum melek internet maka informasi yang disampaikan tersebut hanya mampu diterima oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia.

Alangkah lebih baik bila informasi tersebut lebih banyak disampaikan melalui media audio visual seperti televisi dan radio yang lebih mampu mencapai sebagian besar masyarakat Indonesia.

Berdasarkan informasi dari situs Sekolah Gratis ternyata gratis yang dimaksud adalah sebatas bebas SPP yang disebabkan adanya kenaikan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang di dalamnya termasuk sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), uang penerimaan siswa baru (PSB), biaya ujian sekolah dan juga BOS buku.

Adapun perincian dana BOS yang akan diterima oleh tiap siswa adalah sebesar Rp. 400.000/ tahun untuk SD / SDLB di wilayah kota, Rp. 397.000/ tahun untuk SD/ SDLB di kabupaten. Sedangkan untuk siswa SMP/ SMPLB/ SMPT di kota Rp. 575.000/ tahun dan SMP/ SMPLB/ SMPT di kabupaten Rp. 570.000/ tahun.

''Dalam hitung-hitungan Balitbang Depdiknas, untuk sekolah gratis berkualitas dibutuhkan Rp1,8 juta per siswa per tahun, namun yang terjadi saat ini, BOS hanya diberikan sekitar Rp400 ribu per siswa per tahun, sehingga rata-rata orang tua siswa harus menanggung sisanya Rp1,4 juta per tahun. Untuk itu, Depdiknas harus mulai memikirkan agar iklan sekolah gratis tidak hanya omong kosong belaka,'' kata Koordinator Pelayanan Publik Indonesian Corruption Watch (ICW) Ade Irawan.

''Iklan sekolah gratis itu hanya tong kosong, dan sangat kental dengan muatan politis, terutama untuk kepentingan pemerintah saat ini, karena pungutan di sejumlah sekolah masih saja ada pungutan,'' ujar Ade Irawan dalam sebuah diskusi publik pendidikan, di Komunitas Utan Kayu, Jakarta, Kamis (7/5).

Berbeda dengan iklan Sekolah Gratis yang diiklankan oleh Pemerintah, kondisi dilapangan masih jauh panggang dari api, di daerah masih banyak terdapat pungutan-pungutan seperti di Bandung , Palembang malah ada indikasi upaya melegalkan pungutan dengan latar belakang pelaksanaan sekolah gratis , adalagi dengan berdalih untuk subisidi silang sebagaimana terjadi di Semarang.

Ada sebagian pihak menganggap bahwa iklan Sekolah Gratis tersebut adalah cara pemerintah untuk menarik simpati masyarakat, hal ini karena munculnya iklan-iklan tersebut dengan marak bertepatan dengan pelaksanaan pemilihan presiden.

Menurut Koordinator Education Forum, Suparman, saat ini banyak politisi yang menjadikan pendidikan sebagai komoditas politik, seperti janji-janji memberikan pendidikan murah, bahkan gratis. Setelah politisi itu mendapat kedudukan politik, persoalan pendidikan diabaikan dan janji mereka soal pendidikan sulit ditagih.

”Jangankan menagih janji. Bertemu dengan wakil rakyat untuk mengadu persoalan pendidikan saja sangat sulit, padahal pendidikan gratis selalu menjadi isu utama,” keluhnya.

Apa respon pihak pemerintah atas pengaruh iklan tersebut yang menimbulkan banyak persepsi di masyarakat?.

Dalam situs Depkominfo Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan, istilah "Sekolah Gratis" merupakan usulan Dewan Perwakilan Rakyat dan Menteri Pendidikan Nasional mengingat istilah "gratis" mudah disosialisasikan, sedangkan istilah "Bisa" merupakan semboyan pemerintah saat ini yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.

"Meski dalam UU Sisdiknas dikatakan tanpa memungut biaya, namun ketika rapat dengan DPR disepakati menggunakan istilah gratis, karena istilah itu mudah disosialisasikan kepada masyarakat,"kata Bambang Sudibyo saat raker dengan PAH III DPD RI di Gedung DPD Jakarta, Rabu (24/6).

Namun sekolah gratis juga bukan berarti gratis yang tidak terbatas, katanya, sebab selain biaya operasional sekolah, siswa memerlukan biaya lain, yaitu transportasi, pakaian dan lainnya, apalagi siswa di perkotaan, demikian lanjut Mendiknas.

Penjelasan Mendiknas tentang sekolah gratis juga terkait dengan pertanyaan dan keinginan beberapa anggota DPD yang meminta iklan "Sekolah Gratis, Pasti Bisa" dicabut dan tidak lagi ditanyangkan di televisi mengingat iklan tersebut berbau politis dan mendukung salah satu capres, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono.

"Iklan Mendiknas tentang sekolah gratis di televisi setiap hari melebihi rating iklan capres, padahal kami sudah sepakat tidak menggunakan kata sekolah gratis. Iklan tersebut bernuansa politis karena menggunakan kata "Bisa","kata Ketua PAH III DPD asal Sulteng, Faisal Mahmud.

Jadi? iklan telah ditayangkan dengan luas, banyaknya kesalahan pemahaman di masyarakat telah terjadi, akhirnya pemerintah memberikan klarifikasi, mengapa tidak dari awal? sehingga kesalahan pemahaman tidak terjadi, yang terpenting adalah pemilihan presiden telah berlangsung, hanya Tuhan yang tahu ada apa dibalik ini semua, tetapi yang jelas ......... selalu rakyat yang jadi korban? ....

Sekolah Gratis? ... rasanya cuma mimpi ...









Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Ikhwan ... Oh ... Ikhwan!

Posted On 7/09/2009 11:32:00 AM by achankoe | 0 comments

Air mata membasahi wajah murung nan sedih, sesekali terdengar helaan nafas panjang dari hidungnya yang bangir.

Ini adalah yang ketiga kalinya aku menyaksikan pandangan yang sama. Kasihan sahabatku ... dia menangis tersedu-sedu, sudah tiga kali ia dipertemukan dengan Ikhwan untuk ber-ta’aruf, namun tiga kali pula ia kecewa dan terluka.

Semua Ikhwan yang ditemuinya menolaknya tanpa alasan yang syar’i. Bukan karena penolakan tersebut yang membuat ia menangis dan kecewa, tetapi alasan-alasan penolakan terhadap dirinya yang membuat ia terluka.Ikhwan pertama, menolaknya karena usianya lebih tua daripada Ikhwan tersebut.

Ikhwan kedua, menolaknya karena penampilannya kurang menarik dan Ikhwan ketiga, menolaknya karena wajahnya kurang jelita ..... astaghfirullaah ... Ikhwan-ikhwan picik! ... kemana akal sehat yang Allah SWT berikan padamu ?!!!... Tanpa terasa air mataku pun mengkristal dipelupuk mata, hadir sebentuk kebencian dalam hati entah ... untuk siapa?

Sebuah tangan menyentuh lenganku “Fida, afwan jika keadaanku membuatmu ikut bersedih”, suara lembut segera terdengar di telingaku. “Tidak Amah, aku tidak habis pikir ternyata ada juga Ikhwan yang picik! apakah mereka merasa diri mereka lebih baik dari yang lain? dimana pikiran waras mereka? apakah mereka hanya memilih yang muda, cantik, dan indah dengan dalih mengikuti sunnah nabi? mereka lupa Amah, istri-istri Rasulullah SAW bukan hanya A’isyah, Hafsah tapi ada Saudah yang telah tua dan kurang menarik! apakah mereka lupa?!!!”, tandasku berapi-api.

“Fida, jangan su’udzan gitu donk! tidak baik berbuat demikian”, dengan sabar Amah menenangkan aku. Betapa ruginya Ikhwan-ikhwan picik itu, mereka belum melihat ada yang lebih indah dan cantik yang ada pada sahabatku ini. Dia begitu penyabar dan penyayang.

“Entahlah Mah, aku rasanya tidak simpati lagi dengan Ikhwan, pengalaman yang berkali-kali kamu alami cukup sudah menjadi i’tibar bagiku. Mungkin aku lebih memilih sendiri daripada harus menanggung rasa hina dihadapan para Ikhwan”, ungkapku.

Amah memandangiku dengan tatapan tak percaya dan mulai menasehatiku dengan tenang “Fida yang manis, jangan berkata sepeti itu, bukalah dan jernihkan hatimu, jangan menyimpan dendam di dadamu dimana ia akan menjadikan hatimu keras dipenuhi dengan kebencian-kebencian. Berdoalah agar kejadian serupa ini tidak menimpamu”.

“Kita lihat saja nanti ..... “, tegasku dengan optimis.

Baru saja kulangkahkan kaki di halaman rumah, Ummi sudah menyambutku dengan senyuman yang tak pernah kulihat sebelumnya. Dari wajahnya tergambar dengan jelas bahwa Ummi sedang bahagia.

“Assalaamu’alaikum ...”, sapaku ketika tiba di teras rumah dihadapan Ummi sembari mencium tangan dan kedua pipinya.

“Wa’alaikum salaam ... anak Ummi”, Ummi menjawab salamku sembari memadangi wajahku lekat-lekat. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres.

“Aduh, anak Ummi sudah besar ya... cantik lagi”, puji Ummi sambil membelai wajahku dan kemudian membimbingku masuk ke rumah. Dan sesampainya di ruang tamu, aku lihat seorang Ikhwan kemudian baru kutahu dia adalah anak ibu Shifa, teman Ummi di majelis ta’lim.

“Dari mana nak Fida?”, tanya bu Shifa ramah.
“Dari kampus bu”, jawabku singkat.
“Ayo duduk dulu, kita ngobrol-ngobrol dulu ya nak fida’, pinta bu Shifa.
“Boleh”, kemudian aku duduk disebelah Ummi dan pandanganku menjurus pada ibu Shifa saja karena tak jauh darinya ada Ikhwan yang tidak lain adalah anaknya.

“Nak Fida kapan wisudanya?”, tanya bu Shifa menyelidik, dengan malas kujawab “Insya Allah, bulan depan Bu”, dan mulailah mengalir pertanyaan-pertanyaan dari ibu Shifa dari hal-hal yang besar sampai kemasalah kecil seperti “Nak Fida suka rasa pedas nggak?”.

Subhanallah ..... aku sudah mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan yang kurasa tidak ada manfaatnya buat bu Shifa. Namun, akhirnya bu Shifa serta anaknya pamit pulang setelah satu jam lebih mewawancaraiku seperti layaknya wartawan senior.

Setelah shalat isya’, aku berniat melepaskan lelah di atas peraduanku, tapi baru semenit kubaringkan tubuhku tiba-tiba pintu kamarku diketuk Ummi. Dengan lesu kubuka pintu dan melihat Ummi masih saja menyimpan senyum seperti tadi sore.

“Fida, Ummi ingin bicara denganmu”, pinta Ummi dengan wajah serius.
“Boleh Mi, tapi Fida sambil tiduran ya, soalnya badan Fida rasanya mau copot deh Mi ...”, pintaku pada Ummi.

“Iya, sini dipangkuan Ummi biar Ummi pijitin kepala kamu”, perintah Ummi.
Sunyi sesaat ..................

“Fida, usiamu semakin bertambah bilangannya, kuliahmu pun sudah rampung, bagaimana kalau kamu segera menikah? Ummi kesepian Fida, setelah ditinggal Abimu, dirumah hanya kita berdua. Ummi ingin setelah menikah kamu tetap tinggal bersama Ummi dan juga suamimu dan bila kelak kamu melahirkan, Ummi ngga’ kesepian lagi ...”, jelas Ummi panjang lebar.

Tak sadar aku segera bangun dari pangkuan Ummi demi mendengar kata-kata Ummi barusan, seolah-olah aku tak percaya dengan pendengaranku, aku hanya bisa membisu untuk beberapa saat namun akhirnya keluar juga suara dari mulutku.

“Fida belum memikirkannya Mi .....”, kataku sambil tertunduk kebingungan.
“Lagi pula Fida ingin bekerja, sudah cukup Ummi bekerja berat untuk Fida dan sekarang giliran Fida membahagiakan Ummi”, lanjutku lagi.

Ummi terus membujukku agar mau menikah dan rupa-rupanya tamu yang datang sore tadi bukan sekedar bersilaturrahmi, tetapi dalam rangka ta’aruf di luar sepengetahuanku karena Ummi tidak langsung memberitahuku.

Disaat hatiku tercabik-cabik dengan kebencian pada Ikhwan, dengan semangatnya Ummi terus berpromosi tentang Ikhwan yang ingin dijodohkan denganku.
“Fida, kamu bakalan menyesal kalau sampai menolaknya. Dia masih muda, tampan, sarjana, ada pekerjaan tetap, dari keluarga terhormat ..... “ tegas Ummi demi meyakinkanku.

Sementara Ummi sibuk berceloteh, aku berfikir bagaimana menolak keinginan Ummi tanpa menyakiti hatinya. Aku terus berfikir sampai-sampai tak mendengar dengan jelas pembicaraan Ummi.

Kupandangi embun yang jatuh ke bumi dari daun-daun hijau pepohonan. Begitu segar pagi ini. Kemudian teringat dalam benakku tentang kejadian kemarin sore dan semalam. Aku bingung, entah bagaimana harus bersikap, tetapi yang jelas aku tidak tertarik untuk menikah. Rasanya apa tidak salah kengototanku untuk tidak menikah? Bagaimanapun aku tidak bisa mendustai kata hatiku, namun bila teringat kejadian-kejadian yang menimpa sahabat-sahabatku membuatku jadi mengurungkan niat untuk melaksanakan sunnah nabi yang satu ini.

Kembali tergambar didepan mataku wajah Amah, Nisa, Asha, Qanitah, dan Hanifah. Mereka adalah aktivis-aktivis da’wah yang memiliki akhlaq yang baik, kualitas sebagai muslimah sejati tidak diragukan lagi, tetapi sangat disesalkan hanya karena kekurangan-kekurangan yang tidak syar’i membuat Ikhwan-ikhwan enggan menyuntingnya.

Lamat-lamat terdengar suara Ummi memanggilku, segera kugegaskan kakiku ke luar kamar dan menuju ruang makan dimana Ummi sedang menunggu di meja makan.
“Tidur lagi ya Fid ... ?” tanya Ummi begitu melihatku.
“Ngga’ kok Mi ..., afwan ya Mi, Fida ngga’ bantuin Ummi di dapur”, kataku merasa sedikit bersalah.
“Sudah tidak apa-apa, yuk kita santap sarapan pagi ini!”, ajak Ummi setelah membereskan meja makan, Ummi mengajakku duduk-duduk santai di taman. Aku tahu, beliau pasti ingin mengetahui keputusanku tentang masalah semalam.

Benar saja, begitu duduk di kursi taman Ummi langsung menghujaniku dengan pertanyaan-pertanyaannya.

“Bagaimana sayang, sudah kamu pikirkan? atau masih bingung? apa yang dibingungkan? sudah shalat Istikharah? kamu suka ngga’ sih dengan anak bu Shifa itu? bagaimana menurut kamu tentang dia? lho kok diam aja?”, tanya Ummi sambil menyelidik.

“Subhanallah Mi, panjang sekali pertanyaan Ummi sampai-sampai Fida ngga’ ingat lagi. Lagian gimana mau menjawab lha ya Ummi nanya terus sih!”, kataku sambil geleng-geleng kepala.

“He ... he ... he ... afwan deh Fid ...’, kilah Ummi.
“Ummi kok lucu! sepertinya maksain Fida dengan anak bu Shifa itu, sedangkan Ummi belum tau apakah dia suka dengan Fida atau ngga’”, tegasku.

Seolah Ummi tersadar dari kealpaannya, kemudian Ummi tertawa sambil menepuk dahinya “oh ... iya! Ummi kok bodoh ya Fid?”, aku Ummi.

Baru selesai kalimat Ummi barusan terdengar deringan telepon dari ruang tamu .....
“Terima dulu Fid teleponnya ya ...’, perintah Ummi padaku.
“Hallo, Assalaamu’laikum ....”, sapa Fida ramah.
“Wa’alaiku salaam ...’, jawab sebuah suara diseberang.
“Ini Fida ya? saya, Ibu Shifa ...”, ternyata dari bu Shifa
“Iya, saya Fida, mau bicara dengan Ummi? sebentar bu, saya panggilkan ....”, tawarkku pada bu Shifa.
“Boleh, Jazaakillaah ya nak Fida ... “, jawab bu Shifa.

Tak lama kemudian, terdengar gelak tawa Ummi yang sedang berbicara dengan bu Shifa. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, aku tidak tertarik mendengarnya. Aku memilih kembali ke taman sembari memandangi bunga-bungaan yang sengaja Ummi tanam. Ah ..... Ummi memang rajin.

“Ternyata benar perkiraan Ummi, bahwa dia pasti menyukaimu!”, tiba-tiba Ummi sudah duduk disampingku.
“Siapa yang Ummi maksud?”, tanyaku.
“Ya.. siapa lagi kalau bukan anak bu Shifa!”, jawab Ummi bersemangat.

Mendengar penjelasan Ummi aku hanya ber-oh saja.

“Kamu sendiri bagaimana sayang?”,tanya Ummi penuh harap.
‘Entahlah Mi, sepertinya saya belum siap sekarang ini, saya terlanjur kecewa dengan Ikhwan, pasalnya sahabat-sahabat saya di kampus sering dikecewakan tanpa alasan yang tepat .. “.

Kemudian mengalirlah cerita hal ihwal kebencianku terhadap Ikhwan-ikhwan. Lantas dengan bijak Ummi berkata di akhir ceritaku.

“Fida sayang, semua manusia menginginkan hal-hal yang baik. Begitu pula dengan Ikhwan-ikhwan tersebut, tetapi hal-hal yang dipandang baik itu relatif menurut individu yang memandangnya. Agama kita sudah mengatur bahwa setiap yang baik itu harus bersandar pada dienullah, Insya Allah itu yang membahagiakan kita. Tetapi yang jelas, Allah SWT akan pertemukan kita dengan orang-orang yang baik jika diri kita baik. Biarkan Ikhwan-ikhwan itu memilih dan memilih terus sehingga usianya dihabiskan hanya untuk menyeleksi kelebihan-kelebihan orang lain. Mereka lupa, mereka punya saudara perempuan, anak perempuan, bagaimana rasanya jika ahli keluarga mereka yang diperlakukan seperti itu. Fida, tidak semua Ikhwan berbuat demikian, buktinya menurut pengakuan anak bu Shifa dia tertarik dengan kamu karena busanamu dan akhlaqmu, bukan yang lain!, tetapi semua terserah Fida, Ummi tidak bisa memaksamu”, kata Ummi mengakhiri penjelasannya yang panjang lebar.

“Jazaakillah ya Mi, atas nasihatnya, Fida jadi sadar dengan kekeliruan Fida selama ini. Insya Allah Mi, Fida shalat Istikharah dulu baru Fida jawab ya Mi ...”, kataku sambil merangkul Ummi dan mencium pipinya.

Satu titik bening jatuh tepat di pipiku demi mendengar pelaksanaan ‘Ijab Qabul. Ya, hari ini aku resmi menjadi menantu ibu Shifa, menjadi istri seorang Ikhwan yang bernama Adam.

“Ya, Allah berkahilah pernikahan kami”, do’aku dalam hati.

Disampingku dengan suka cita Ummi menciumku tak lupa pula mendo’akan, dan hadir pula sahabat-sahabatku terkasih. Lengkap sudah kebahagiaanku hari ini, meskipun aku tidak menyaksikan secara langsung ‘Ijab Qabul karena terpisah ruangan.

Ketika memasuki acara istirahat, sahabat-sahabatku mulai mengerumuniku sambil memeluk dan menciumku, mereka terlihat begitu bahagia. Alhamdulillah, akhirnya mereka menemukan yang terbaik hasil pilihan Allah SWT.

Tiba-tiba tercetus ide briliant-ku “bagaimana kalau kita berdo’a untuk Ikhwan-ikhwan yang masih sendiri karena sibuk memilih!”, seruku yang disambut “setuju!!” para sahabatku.

Kemudian kami tertawa tergelak-gelak, seolah-olah menertawai Ikhwan-ikhwan yang egois.

Ikhwan oh ..... ikhwan, selamatkan muslimah karena Allah!.

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Tegar ...

Posted On 7/09/2009 11:20:00 AM by achankoe | 0 comments

Oh Tuhan Yang Maha Kuasa, apalah kesalahan hamba hingga membuat Dea begitu benci padaku?” keluh Aisyah dalam doanya ketika shalat tahajud. Terbayang seketika dalam benak Aisyah bagaimana perlakuan Dea selama ini padanya.

Ais ingat kejadian kemarin, Ais terlambat sampai di sekolah karena banjir melanda jalan-jalan menuju sekolah apalagi Ais tinggal di daerah kumuh. Tiba di kelas, ternyata pelajaran sudah lima menit dimulai. Rupanya Ibu Sri yang terkenal disiplin dan “killer” maklum keadaan Ais, Ibu Sri hanya bergumam mengijinkan ketika Aisyah minta ijin masuk kelas.Ketika Aisyah melalui Dea, “Kasihan banget deh jadi orang miskin!” sindir Dea pada Ais sambil memanyunkan kedua bibirnya. Aisyah hanya diam dan beristighfar banyak-banyak dalam hati untuk menenangkan hatinya.

Begitu Aisyah mendaratkan tubuhnya ke bangku, Dita teman sebangkunya langsung menyodorkan tissue pada Aisyah untuk mengeringkan keringatnya yang kini mulai membasahi jilbab putihnya.

“Sabarlah Ais, biar Allah yang balas sikap buruk Dea selama ini terhadapmu”, hibur Dita yang diiringi anggukan kepala Aisyah.

“Oh Tuhan Yang Maha Segalanya, sabarkanlah hati hamba …..”, doa Aisyah dalam hati begitu memasuki gerbang SMU 1 Tarakan dimana sekarang ia menimba ilmu. Aisyah semakin hari semakin gerah berada di dalam kelas karena Dea. “Nah itu dia ….., apa lagi yang akan diucapkan Dea pagi ini?”, tanya Ais dalam hati.

“Pasti acara study tour minggu depan bakalan asyik!”, kata Dea pada teman-teman se-“genk”-nya.

“Kasihan ….. cuma kita-kita aja yang mampu bisa ikut ……” kata Dea lagi ketika Aisyah berlalu dihadapannya.

Aisyah tahu bahwa kata-kata Dea barusan adalah untuk menyindirnya karena cuma dia yang tidak ikut acara study tour ke kota gudeg minggu depan. Aisyah tahu diri bahwa dia hanya anak seorang buruh kasar jadi tidak mungkin memaksakan diri untuk ikut.

Aisyah duduk termenung di teras rumahnya sambil memandangi tumpukan sampah tak jauh darinya. Bagi Aisyah itu adalah pemandangan yang biasa jadi ia tidak merasa jijik sedikit pun. Asiyah mencoba mengulang kembali ingatan-ingatannya, awal dari kebencian Dea padanya.

Aisyah ingat ketika itu, saat pertama kali dihimpun satu kelas oleh pihak sekolah bersama Dea. Aisyah ingat Dea tak pernah bersikap bersahabat padanya meskipun hanya sekali. Awalnya Dea hanya bersikap acuh, tak pernah menegur Ais apalagi senyum pada Ais, namun setelah Cawu I berlalu Dea semakin kelihatan benci pada Aisyah. Ais tidak tahu pasti penyebab kebencian Dea padanya, tetapi menurut Dita yang pernah sekelas dengan Dea di kelas 1 dan 2, Dea membencinya karena merasa disaingi oleh Ais. Dea memang beruntung, orang tuanya kaya raya, otaknya cemerlang, tubuhnya langsing semampai dan cantik rupanya, tapi apalah yang dimiliki seorang Ais dibanding Dea.

Memang untuk urusan otak Ais lebih pintar dari Dea, sejak kelas 1 Ais selalu menempati juara umum baru Dea. Aisyah dengan jilbabnya berpenampilan sederhana, wajahnya yang manis dan kulitnya bersih siapapun akan tidak jemu memandanginya.

Seharusnya jalan apa yang terbaik menghadapi Dea tanya Ais pada dirinya sendiri. Lalu ….. Ais ingat pesan bapak semalam, meskipun orang berbuat jahat pada kita usahakan kita balas dengan kebaikan seperti contoh dari Nabi. Kemudian sebuah senyum manis mengulas di bibir Aisyah, aku harus berbuat baik pada Dea apapun yang terjadi tekad Ais dalam hati.

“Assalaamu’alaikum …..”, sapa Ais ketika berpapasan dengan Dea di pintu kelas. Dea agak terkejut disapa begitu, sambil menatap Ais Dea hanya melengos dan pergi begitu saja.

“Sudah bikin pe-er Dea?”,tanya Ais saat melewati bangku Dea.
“Apa urusan kamu!”, semprot Dea tanpa diduga.
“Cuma nanya ajak kok”, jawab Ais kalem dan berlalu pergi.
“Hei, buat apa kami negur Dea?”, tanya Dita pada Ais dengan kesal.
“Biarin aja Dit, kalau aku balas Dea dengan membencinya juga apa bedanya aku dengan Dea? Kan orang yang dijahati tapi membalasnya dengan kebaikan jauh lebih mulia dari orang yang jahat tersebut”, jelas Ais pada Dita yang hanya diam mememdam kekesalan. Dita nggak rela kalau sahabatnya dianggap remeh orang lain, tetapi Aisyah memang berjiwa besar, dia tidak pernah membalas perlakuan Dea meskipun hanya menunjukkan ketidaksukaannya pada Dea.

“Seandainya aku yang jadi Ais tentu sudah ku balas perlakuan Dea sejak dulu”, demikian Dita menggumam sendiri.

Hampir sebulan ini Ais bersikap baik padanya, apa ya … maksud Ais? Dea jadi penasaran. Dea terus berpikir …. Lalu muncul pikiran-pikiran yang sangat buruk.

Mungkin Ais ingin bersahabat dengannya kan Dea orang kaya dan masih banyak kemungkinan-kemingkinan lainnya. Kalau memang Ais bermaksud berteman dengannya Dea benar-benar nggak sudi karena setiap memandang wajah Ais maka hatinya akan terasa sangat keki, marah, kesal, dan benci. Papa menjanjikan Mercy kalau Cawu kemarin Dea juara umum dan mama menjanjikan keliling Eropa. Semua itu tinggal mimpi ….. ah …. bagaimana cara mengalahkan Aisyah?!!!.

Dea terus berpikir sampai akhirnya dia menemukan cara yang tepat. Awalnya Dea ragu dengan cara tersebut karena menurutnya terlalu jahat tapi hawa nafsunya telah dikuasi iblis dan Dea pun memutuskan untuk segera melaksanakan ide jahatnya untuk menyingkirkan Aisyah.

“De, sebenarnya apa salah Aisyah padamu sampai kamu begitu membencinya?”, tanya Hani teman segenk Dea ketika Dea menceritakan idenya semalam.
“Iya De, salah Ais apa?, kurasa ide kamu kelewatan deh ya …”, Melly meimpali sambil memandangi wajah-wajah temannya satu per satu seolah-olah minta persetujuan.

Tiba-tiba Dea memggebrak meja sambil berdiri berkacak pinggang …..
“Hei!! Kalau kalian takut ya udah, nggak usah pake’ nanya-nanya segala!”, ujar Dea marah yang tentu saja mengundang perhatian seisi kantin.
“Duduk dulu gih … De, tuh diliatin orang. Dengar dulu De ….., bukan kami nggak mau nolong kamu dan lagian siapa yang takut”, kata Hani menenangkan seraya memegang tangan Dea.
“Segitu aja udah emosi De, masak nanya dilarang sih? Kami cuma heran, kalo’ emang kamu sebel ama Ais nggak level De, dia ngga ada apa-apanya dengan kita ya nggak?”, Melly menambahkan yang disambut anggukan Heni tanda setuju.
“Pokoknya kalian nggak perlu tau deh, yang penting kalian bantu aku titik!”, Dea tetap tidak mau menceritakan hal sebenarnya pada Hani dan Melly.
“Ya udah kalo’ gitu, kapan rencana itu kita mulai?”, akhirnya Hani menyerah.
“Nah … gitu dong! Namanya sohib harus setia kawan. Kalo’ bisa kita mulai besok oke?”, kata Dea mulai bersemangat.
“Oke deh!”, jawab kedua sohibnya serempak.

Aisyah melangkah lunglai, kepalanya tertunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah dan matanya yang menahan air mata, sewaktu Aisyah keluar dari ruangan kepala sekolah. Ais bingung, malu, dan marah ketika ditanya kepala sekolah barusan tentang hubungannya dengan Imam. Ais hanya menunduk selama di ruang kepsek dan diam membisu. Ais bingung dengan kejadian ini, Ais tak pernah merasa menjalin hubungan dengan laki-laki manapun apalagi dengan Imam.

Ah, apakah seseorang telah memfitnahnya? tanya Ais dalam hati. Aisyah tahu dengan apa sanksinya jika melanggar peraturan yang baru diberlakukan enam bulan lalu untuk mengatasi masalah siswi yang hamil ketika akhir Cawu kelas 3. Aisyah malu pada teman-temannya yang seakan-akan ikut menuduhnya. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Tahu, oleh itu tunjukkanlah ya Allah ….. seraya mengusap pipinya yang basah Ais mengakhiri doanya ditengah malam yang dingin nan sepi.

“Sabar ya nduk, jangan putus asa dari rahmat Allah, percaya saja yang benar pasti menang, pokoknya ingat pesan Nabi kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Bapak dan ibumu percaya dan yakin kalau kamu bisa bersabar menghadapi masalah ini, sing tegar ya nduk …..”, ujar bapak bijak.

“Doakan Ais ya pak juga ibu. Doa orang tua tidak akan ditolak Allah …..”, kata Aisyah sambil tersenyum melihat anggukan kepala kedua orang tuanya.
Aisyah melihat Dea dan teman-temannya tertawa riang di pojok kelas, dasar tukang rumpi! rutuk Ais dalam hati.

“Percuma aja dong pake’ jilbab kalo’ cuma topeng!”, kata Dea sedikit dibuat keras agar terdengar sekelas.

Semua pasang mata memandangi Ais lekat-lekat tapi sungguh di luar dugaan Dea dan teman-temannya melihat sikap sabar dan tegar yang ditunjukkan oleh Aisyah. Asiyah bersikap santun dan tetap ramah seperti dulu dalam menghadapi tatapan sinis, pertanyaan-pertanyaan menyudutkan sampai cemoohan terhadap dirinya. Tak ada yang berubah dalam diri Ais.

“Aku percaya kok Ais, kamu nggak seperti yang diomongin orang-orang”, kata Dita seraya menggenggam tangan Aisyah.
“Makasih Dita, kamu masih percaya padaku, kamu memang sahabatku yang baik”, puji Aisyah tulus.
“Gimana sekarang, udah selesai masalahnya?”, tanya Dita kemudian.
“Kepsek memberi peringatan pertama’, jawab Aisyah datar.
“Siapa ya Ais yang begitu tega memfitnah kamu dengan Imam? Kamu aja nggak kenal dengan cowok yang namanya Imam” kata Dita tak mengerti.
“Entahlah Dit …..”, ujar Aisyah sambil mengangkat bahu.

Aisyah menimang-nimang surat dari kepala sekolah untuk orang tuanya, peringatan kedua. Ais sungguh tak mengerti siapa yang begitu tega menyebarkan fitnah bahwa dia masih menjalin hubungan dengan Imam, hubungan yang tak pernah ada.

Barusan Aisyah dan Imam disidang oleh Kepala sekolah tentang hubungan mereka, tentu saja mereka menyangkal berita tersebut, tetapi Kepala sekolah seakan-akan tidak mempercayainya karena bukti telah ada di tangannya. Akhirnya Aisyah dan Imam tak bisa berbuat apa-apa lagi selain diam mendengar ceramah Kepala sekolah.

Sewaktu keluar dari ruangan Kepala sekolah, Aisyah menawarkan musyawarah pada Imam untuk menyelesaikan masalah ini untuk menghindari hal-hal yang lebih buruk lagi terjadi. Akhirnya diputuskan, musyawarah tersebut dilakukan di rumah Aisyah ditemani oleh Dita dan kedua orang tua Aisyah.

“Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mencari tahu siapa dalang dibalik fitnah ini!”, kata Imam mengawali pertemuan sore itu.
“Iya, menurutku juga demikian”, sahut Aisyah.
“Orang yang tega berbuat jahat pada kita biasanya orang yang membenci kita. Coba kalian pikirkan apa ada orang yang benci pada kalian?”, tanya Bapak pada Aisyah dan Imam.
“Dea!”, seru Dita tiba-tiba seraya memandang Aisyah.
“Kalau saya tidak ada …”, kata Imam yakin.
“Bisa jadi Dea pak, soalnya cuma dia yang benci setengah mati pada Ais”, kata membenarkan dugaan Dita.

“Pernah dua minggu yang lalu Dea ke rumah saya untuk meminjam buku catatan kimia saya, padahal setahu saya Dea tak pernah meminjam buku siapa pun, dia mempunyai buku-buku pelajaran yang lengkap. Saya sempat heran juga dengan kedatangannya karena meskipun bersebelahan rumah dan satu sekolah tak pernah Dea menyapa saya walaupun hanya tersenyum”, jelas Imam panjang lebar.

Semua yang hadir diam sejenak ………………………
”Apakah Dea setega itu, meniru tulisan saya untuk menulis surat cinta pada Aisyah”, tanya Imam setengan ragu dengan analisanya.
“Kemungkinan besar Dea yang melakukannya”, ucap Aisyah datar.
“Nah, sekarang kita coba dulu menyelidikinya, tetapi jangan menuduh dulu dan jangan berburuk sangka pada Dea. Siapa tahu bukan dia”, usul Bapak bijak.

Sore itu, Imam dan Pak Giman tukang kebun keluarga Dea sedang mengobrol di halaman samping sambil membakar sampah. Ditengah keasyikan Imam dan Pak Giman datanglah Bi Sumi pembantu rumah keluarga Dea membawa sekeranjang sampah-sampah kertas untuk dibakar. Ketika Pak Giman hendak melemparkan kertas-kertas itu ke dalam api, Imam mencegahnya karena dia melihat ada sesuatu yang aneh pada kertas-kertas itu. Pak Giman memberikannya pada Imam, Imam tersentak kaget demi memandangi tulisan-tulisan di atas kertas itu yang tak lain dan tak bukan adalah tulisannya, tetapi Imam merasa tak pernah menulis di kertas-kertas cantik berwarna pink lembut yang kini ada di tangannya. Imam meminta kertas-kertas itu pada Pak Giman dan meminta Pak Giman agar tak menceritakannya pada Dea.

Di dalam kamar Imam sibuk meneliti kertas-kertas itu satu per satu.

“Apakah ini surat-surat yang dikirim Dea pada Kepala sekolah untuk memfitnah aku dan Aisyah”, tanya Imam pada dirinya sendiri sambil menatapi surat-surat yang tak selesai itu karena salah tulis. Ternyata buku yang dipinjam Dea adalah untuk meniru tulisannya tapi mengapa aku yang Dea pilih untuk dijadikan bahan fitnah dengan Aisyah. Imam benar-benar tak habis pikir, kasihan Aisyah kalau sampai dikeluarkan dari sekolah.

Mata Aisyah berkaca-kaca menatapi kertas-kertas pink lembut yang diberikan oleh Imam. Sebenarnya Ais berharap bukan Dea orang yang memfitnahnya, tetapi kenyataannya sungguh membuat Ais bersedih, “Apa salahku padamu Dea?”, ucap Aisyah lirih.
“Sudahlah Ais, mari kita temui Dea untuk memperjelas masalah ini sekaligus menyelesaikannya”, usul Imam kemudian. Namun sesampainya di rumah Dea dengan alasan yang tidak jelas Bi Sumi mengatakan bahwa Dea tidak mau menemui mereka. Akhirnya mereka pulang membawa seribu kedongkolan dan tanda tanya.

Perlahan-lahan Aisyah membuka pintu bernomor 24 setelah bertanya pada perawat jaga. Dilihatnya sebuah tubuh tergolek lemah terbaring di atas kasur berwarna biru langit. Didekatinya Dea yang kini sedang tertidur memejamkan mata cekungnya. Kasihan Dea, wajahnya yang cantik kini berubah pucat dan bibirnya membiru, tubuhnya pun sangat kurus, tangannya yang ceking dililit selang infus. Dea benar-benar menderita rupanya. Dea terjaga karena merasa ada yang memperhatikannya. Ditatapnya wajah Ais yang mengulas senyum, sesaat kemudian dipejamkannya kembali kedua matanya.

“Untuk apa kamu datang Ais?”, tanya dea datar.
“Apakah aku tidak boleh menjenguk kamu Dea? Kitakan teman sekelas Dea ….”, sahut Ais lembut.
“Ku kira kamu datang hanya ingin menertawai keadaanku …..”, ucap Dea lagi.
“Astaghfirullaah, jangan berpikir seburuk itu Dea. Niatku Insya Allah benar-benar tulus kok”, kata Aisyah terus meyakinkan.
Tiba-tiba suasana hening …………….
“Bagaimana keadaanmu Dea?”, tanya Aisyah memecah kesunyian.
“Pulanglah Ais, aku ingin sendiri ….”, kata Dea kemudian.
Aisyah berdiri perlahan dan menyelipkan sekuntum anggrek yang sejak tadi ada di tangannya, diantara bunga-bunga mawar merah yang terletak di dalam vas tak jauh dari Dea.
“Aku pulang dulu Dea, semoga cepat sembuh. Assalaamu’alaikum ….”, pamit Aisyah pada Dea yang masih terpejam.

Ini adalah untuk yang kelima kalinya Aisyah memijakkan kakinya di kamar rawat Dea. Meskipun Dea tak pernah menerima kedatangannya tetapi Aisyah tak pernah menyerah. Suatu saat nanti Dea pasti menerimanya, begitu pikir Aisyah.
“Apakah kamu nggak bosan datang Ais? Atau kamu nggak ngerti kalo’ diusir secara halus?!!”, tanya Dea kasar wajah Ais muncul dibalik pintu. Aisyah tertegun dengan sambutan Dea kali ini. Aisyah bingung terus masuk atau pulang, namun akhirnya Aisyah masuk mendekati Dea.

“Maafkan aku Dea bila mengganggumu ….”, kata Aisyah tertunduk.
“Aku sampai saat ini sungguh nggak mengerti mengapa kamu begitu membenciku, katakan Dea apa salahku padamu? Katakanlah sejujurnya Dea ….. mengapa? Sampai kamu tega memfitnahku dengan Imam?”, ucap Asiyah sambil sesegukan menatap wajah kaget Dea.
“Dari mana kamu tahu Ais?”, tanya Dea terkejut.
“Apakah dari Hani atau Melly?”, tanya Dea penasaran. Aisyah hanya menggeleng.
“Aku pulang Dea, …. Assalaamu’alaikum …” kata Aisyah sambil berlalu menjauh.
Ketika tangan Aisyah menyentuh handle pintu ……….
“Aisyah !”, panggil Dea tiba-tiba.
Aisyah berhenti kemudian menoleh pada Dea di sudut kamar.
“Maafkan aku Ais …..”, kata Dea pelan dan datar.

Aisyah tak dapat menyembunyikan keterkejutannya sekaligus tampak kegembiraan pada wajahnya apalagi setelah dilihat tangan Dea yang mengisyaratkannya untuk mendekat.
“Maafkan aku Ais, atas sikap burukku selama ini. Sebenarnya aku malu padamu, meskipun kamu kuperlakukan buruk tetapi kamu sekalipun tak pernah membalasnya ……”, kata Dea begitu Aisyah mendekat dan menyambut uluran tangannya.
“Sama-sama Dea …..”, kata Aisyah tenang.

Suasana puun berubah haru. Inilah pertama kalinya Aisyah melihat senyum Dea untuknya. Ternyata Dea tetap terlihat cantik walaupun wajahnya kuyu dan pucat.
Semakin hari Aisyah semakin sering mengunjungi Dea yang kini telah genap tiga bulan dirawat. Aisyah sendiri tidak tahu apa sebenarnya penyakit yang sedang menggerogoti tubuh Dea. Aisyah takut menyinggung perasaan Dea apabila menanyakan perihal penyakitnya itu. Yang sangat mengherankan Ais, selama dia menemani Dea di rumah sakit baru sekali dia bertemu dengan kedua orang tua Dea. Kasihan Dea, disaat dia berjuang melawan penyakitnya tetapi tidak ada dukungan dan perhatian dari kedua orang tuanya.

“Aisyah, makasih banyak atas kebaikanmu selama ini. Dari sekian banyak teman-temanku nggak ada satu pun yang memperhatikan aku kecuali menjengukku tak lebih dari satu kali”, kata Dea di suatu pagi yang sejuk. Ais hanya diam mendengarkan.
“Orang tuaku pun hanya beberapa kali menemaniku. Mereka lebih sayang pada bisnis mereka dari pada aku …..”, kata Dea lagi. Kali ini mata Dea nampak berkaca-kaca, Aisyah kasihan melihatnya.

“Sudahlah Dea, jangan bersedih kan ada Allah ….”, hibur Aisyah.
“Syukurlah ada kamu yang masih setia menemaniku”, puji Dea.
“Itu sudah kewajibanku sebagai seorang sahabat”, ucap Aisyah merendah.
“Ais ….. barusan dokter memberitahukan hasil perawatanku selama tiga bulan ini”, kata Dea tak bersemangat. Aisyah hanya diam memendangi Dea.
“Kanker telah menyebar keseluruh rahimku …..’, ucap Dea pelan. Aisyah terperanjat mendengar penuturan Dea barusan. Oh … kanker yang mengerikan,
“Dan dokter memperkirakan usiaku tak lebih dari 240 jam, karena setiap saat kanker terus bekerja merusak rahimku dan akhirnya akan ……”. Dea diam tak melanjutkan kalimatnya. Matanya menerawang, hampa, sedih, dan pasrah.
“Jangan putus asa Dea, usia manusia bukan di tangan dokter, obat-obatan, peralatan medis yang super canggih sekalipun tapi di tangan Allah Yang Maha Kuasa”, Aisyah menenangkan Dea.

Pagi ini terasa damai dalam hati Dea. Barulah dia merasakan kenyamanan paviliun yang selama tiga bulan lebih ini dihuninya. Suasana syahdu dengan alunan-alunan nasyid “munajatku” milik Nada Murni yang dihadiahkan Aisyah kemarin.
“Assalaamu’alaikum …..”, terdengar suara Aisyah di balik pintu yang setengah terbuka.
“Wa’alaikum salaam …”, jawab Dea senang. Ah, Ais tak ada orang sebaik kamu padaku. Mata Dea terus melekat pada Aisyah yang mengenakan setelan baju berbunga-bunga kecil di tambah jilbab hijau muda. Dea kagum pada Aisyah.
“Ini ada hadiah dari uang patungan teman-teman sekelas. Mudah-mudahan kamu senang dan nggak tersinggung”, kata Aisyah sambil menyerahkan bingkisan yang dibungkus rapi. Dea terlihat sangat bahagia saat menerima bungkusan dari tangan Aisyah tanpa banyak bicara Dea membukanya tak sabar.

Penglihatan Dea segera mengabur menatapi bungkusan dari teman-temannya. Sebuah jilbab putih apel penuh bordir cantik di tepi-tepi kainnya dan sebuah mushaf kecil berwarna coklat tua.
“Hadiah ini adalah ideku Dea …., kuharap kamu nggak marah”, ujar Aisyah lirih.
“Terima kasih ya Allah ….. Engkau kirimkan seorang sahabat yang sangat mencintaiku ….”, Dea berkata dalam hatinya sambil memandang ke atas seolah-olah dia melihat langsung Dzat Yang Maha Agung. Pandangannya beralih pada Aisyah kemudian menatap bunga-bunga yang tumbuh di pinggit jendela kamar.
“Ais, orang tuaku nggak pernah mengajari aku membaca Al Quran …….”, ujar Dea tersendat-sendat.
“Aku akan mengajarimu Dea”, tawar Aisyah.
“Terima kasih Ais ….”, ucap Dea senang.

Mulailah Dea belajar membaca Al Quran pada Aisyah sampai-sampai Dea lupa sepuluh hari yang telah diperkirakan dokter telah berlalu dua hari. Selama dua belas hari ini Dea sudah bisa membaca surat Al Baqarah beberapa ayat permulaan walaupun terbata-terbata dan belum terlalu fasih.

Dea sangat bersyukur karena akhirnya dia mampu membaca Al Quran. Apalagi sudah satu minggu ini jilbab dari Aisyah sudah dikenakannya. Rasanya Dea lebih siap menghadap-Nya meskipun amal ibadahnya jauh dari yang ditetapkan syariat.

Butiran-butiran bening berjatuhan di atas sajadah saat Dea sujud di tengah malam yang sunyi dan dingin. “Ya Allah, ijinkanlah hamba terus bersujud pada-Mu”,.
Aisyah memperpanjang langkahnya saat dilihatnya dari kejauhan dokter dan perawat sibuk keluar masuk dari kamar Dea. Ya Allah selamatkanlah Dea. Begitu tiba di depan pintu kamar Dea, beberapa orang perawat membawa tubuh Dea di atas kasur dorong. Selang-selang infus dipasang ditangannya padahal sudah dua minggu Dea bebas dari tusukan jarum infus. Wajahnya memucat, bibirnya memutih kelihatannya Dea sangat menderita.

Aisyah menghampiri seorang perawat yang mengurusi Dea.
“Semalam Dea pingsan di atas sajadah. Mulutnya mengeluarkan darah”, jelas perawat itu. Ah ….. kasihan Dea semoga dia baik-baik saja.

Dipandanginya wajah dan tubuh Dea dari balik ruang kaca ICU. Tak jauh dari Aisyah ada kedua orang tua Dea yang sibuk menerima panggilan rekan bisnisnya via HP.
“Keterlaluan!”, pikir Aisyah, nyawa Dea sedang terancam kanker pun mereka masih bisa tertawa dan berkata-kata manis dengan relasi mereka di HP.

“Wajar toh nak Ais, Bapak dan Ibu ndak perhatian sama Neng Dea, wong bibi sendiri pernah dengar kok Bapak bilang sama Neng Dea kalau Neng Dea bukan anak kandung Bapak sama Ibu. Kasihan sama Neng Dea …..”, jelas Bi Sumi suatu sore, ketika Aisyah berkunjung ke rumah Dea untuk menyampaikan pesan Dea untuk kedua orang tuanya.
“Tolong ya … nak Ais, jagain Dea, Bapak dan Ibu ada urusan penting dan malam ini kami sudah harus berada di Hongkong”, pinta Papa Dea pada Aisyah dan kemudian segera pergi. Aisyah memandangi punggung papa dan mama Dea yang kemudian menghilang di ujung gang ruang Melati.

Sudah banyak harta benda yang mereka timbun di bank-bank luar negeri. Apakah masih kurang harta sebanyak itu yang tidak akan habis dimakan tujuh turunan namun tak menjamin kebahagiaan dunia dan akherat.

Dea membuka matanya perlahan-lahan dan kahirnya Dea sadar dari komanya selama seminggu. Selama seminggu pula Aisyah menyempatkan waktunya di sela-sela kesibukannya menghadapi ujian akhir untuk menjenguk Dea di rumah sakit. Selama seminggu juga Aisyah shalat tahajjud dari tengah malam sampai mnjelang shubuh, memohon pada Yang Maha Kuasa untuk kesembuhan Dea.

Tanpa terasa mata Aisyah basah, menangis bahagia demi melihat tangan Dea bergerak diikuti matanya yang cekung terbuka. Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa.
“Dea ………” panggil Aisyah sambil menyentuh lengan Dea lembut. Dilihatnya senyum terukir di bibir Dea. Manis sekali serta terlihat wajah Dea begitu damai dan tenang.
“Dea, sebutlah asma Alah …..”, ujar Aisyah sambil menuntun Dea mengucapkan Laa Ilaaha Illallah. Sekali dua kali Dea hanya diam mendengarkan ucapan Aisyah, namun kemudian barulah Dea mengikutinya meski masih terputus-putus. Untuk terakhir kalinya Aisyah menuntun Dea dan diikuti suara Dea menyebut kalimat tauhid dengan jelas dan tenang. Sesaat kemudian sebuah senyum bahagia menghiasi wajah Dea.

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiit ……. Terdengar dari monitor yang selama ini dijadikan penunjuk nadi Dea. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un.



Salam hormat untuk Bapak dan Ibu
Di Jakarta dan Tarakan
Salam kasih untuk suamiku tercinta

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Perempuan Yang Dicintai Suamiku

Posted On 7/06/2009 09:26:00 AM by achankoe | 0 comments

Nice story ... dari mailing list ......

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun
menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah
Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan
pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi,
kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit,
makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia
pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia
tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak
memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua,
bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di
meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan
obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok
garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main
dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat
pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan
kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku
tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di
kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus
dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat
dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia
memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah
melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya
bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia
berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan
kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun
perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu
mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah
dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya
teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan
kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di
advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan
untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis
pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan
dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum
baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering
termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau
aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih
dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya
dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha
masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,

" Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak
mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia
terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja
sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah
melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti
siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya,
tidak pernah sedetikpun !

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya
membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku.
Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku
melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau
memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada
sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami
kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu
komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha
begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan
membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku
nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang
lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati
bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang
bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah
menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun,
rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia
berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, " Mama, mau
lihat surat papa buat tante Meisha ?"

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung
hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan
pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku
mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.

Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2
mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku
memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika
aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya.
Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa,
tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan
yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa
hampa, meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti
ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang
tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti
pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun
tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik
orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen
pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa,
asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan
segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan
seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya
aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku
hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my
heart.

yours,

Mario

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun
baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat
mengerti dan menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku.
Dia mencintai perempuan lain.

Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir
setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku
letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku
mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu
aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa
heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan
bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku
dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran,
sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak
pernah menginginkan aku menjadi istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga
seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ?
Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan
tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam
dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya
nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia.
Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan
pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai
perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku
akan selalu mencintainya.

**********

Setahun kemudian…

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah
pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

" Mario, suamiku….

Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali
bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu
terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku
ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu
posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu
asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin,
ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si
puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu
dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja
untukku…..

Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan
kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman
kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.

Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ?
Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu
menjadi istriku ?"

Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah
bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu.
Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.

Istrimu,

Rima"

Di surat yang lain,

"………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi
sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak
pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat
cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat
memandang Meisha……"

Disurat yang kesekian,

"…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2
padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika
emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau
sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka
bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang
kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih
hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak
kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur
disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena
penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….

Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan
tetap berusaha dan menantinya…….."

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata
indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini…

"…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9.
Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan
memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling
enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai
kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali,
dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran
dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya
tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku,

Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan
hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar
kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi
dihatimu ?………"

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,

" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat
keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya
kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari
mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2
kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya
diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat
dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya
terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak
lagi bergerak……" Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik
ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia
sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario
mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima
membacanya.

Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi
marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang
dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan
memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki
dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha.
Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan
mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana.
Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk
disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya
telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang,
ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

Nice story. Semoga Bermanfaat

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Susah Jadi Orang Jujur ?

Posted On 7/06/2009 08:49:00 AM by achankoe | 0 comments

Sekitar dua tahun yang lalu (tahun 2007) di tempatku kerja di buat koperasi, .. ya koperasi-koperasian lah karena tidak teregistrasi di Dinas Koperasi setempat. Tujuannya semula dalam rangka memfasilitasi para pegawai yang memerlukan pinjama uang.

Seiring waktu berjalan mulailah si koperasi mengembangkan sayap membuka counter minuman ringan, kerjasama dengan perusahaan minuman semisal teh sosro, fresh tea, dll. Teknis pembayarannya, kalau yang mau minum ya ambil minuman terus letakkan uang di toples yang telah disediakan. .... ingat ya... ini koperasi lebih dulu dimulai dibandingkan dengan koperasi jujurnya punya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi.
Nah setelah jalan beberapan bulan bahkan beberapa tahun, terbukti memang orang Indonesia itu sulit untuk menjadi orang jujur, bisa dipercaya, ... nggak tahu yah, .. apakah memang attitude-nya memang sudah membatu jadi susah untuk berubah atau memang tidak mau untuk berubah menjadi orang yang jujur dan bisa dipercaya ... amanah gitu lah ..

Tiap bulan itu koperasi selalu ada kerugian, ... antara barang yang terjual dengan uang pembayarannya selalu berbeda jauh seperti langit dengan bumi. Terakhir malah aku dapat informasi dari bendahara koperasi, rincian kerugiaannya kurang lebih sebagai berikut:
Ini yang bulan terakhir, bulan Juni 2009:

Nama barang yang di jual Teh Sosro Kotakan dan Freshtea botol
Barang Yang di jual 528 ktk dan 144 btl
Barang terjualyang dibayar 346 ktk dan 94 btl
Barang yang hilang/tak dibayar 182 ktk dan 50 btl


Coba saja dihitung, .. di tempat kerja kami ada sekita 60 orang pegawai ...
maka kalau dihitung secara sederhana adalah sebagai berikut:

Total barang hilang/tidak dibayar ..... : 182 + 50 = 232
Jumlah pegawai ........................ : 60 orang
Maka rata-rata tidak dibayar per orang : 232 : 60 = 3,87
Jadi rata-rata tidak dibayar per orang : 4

Ternyata memang untuk menjadi orang yang jujur bukan suatu pekerjaan yang mudah,
disamping harus ada kemauan secara pribadi, komitmen sungguh-sungguh, faktor religius sangat menentukan karena kita merasa diawasa oleh Yang Maha Melihat.

....... ini semua ternyata juga terjadi dalam organisasi yang tugasnya sebagai pionr pemberantasan korupsi yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ternyata ..... Susah Jadi Orang Jujur? ...

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post