Sebuah Renungan : "Pesankan Saya Tempat Di Neraka"

Posted On 10/11/2010 07:29:00 AM by achankoe | 0 comments

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk
tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas
menjadikannya menggadaikan etika.

Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan
badan bisa terja…ga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di
sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk
dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk
diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu
mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan
bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik
bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan
agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan,
sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? .........

Rupanya dia tersinggung, lalu ia
ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak
berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di
neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya
beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain
yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat
kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir
mikrobus Alexandria .

Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh
perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya
berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.
“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati
si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah.

Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi?

Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya
dalam keadaan memesan neraka!

Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan
kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya.
Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya setiap orang mengetahui akhir hidupnya….
Seandainya setiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat…
Seandainya setiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang
buruk…
Seandainya setiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah…

Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbingNya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA untuk
semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar…
mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana? Wallahu a’lam.

Ditulis dalam majalah Almanar (bukan Almanar yang dulu dikelola syekh
Muhammad Rasyid Ridho yang kemudian menulis tafsir Almanar itu, melainkan
Almanar Aljadid/neo-Almanar)


Sumber

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Solusi Regulator Gas Bunyi ".... ssssss ..."

Posted On 10/08/2010 08:02:00 AM by achankoe | 1 comments

Memang ya ilmu pengetahuan tuh, gak mesti didapet dari institusi formal, orang bilang banyaklah belajarlah dari pengalaman, seperti yang gua alami sekarang nih .... Dah satu jam-an lah coba pasang regulator gas elpiji, tapi selalu tidak berhasil, selalu aja bunyi "..... ssssssss ....." dari regulatornya, ... .

Niat awalnya sih mau ganti regulator gas, soalnya dah sekitar 6 tahun tuh gak diganti-ganti, solanya kami pikir masih oke-oke aja gak ada masalh koq ... cuma istri gua takut aja??, takut klo tiba-tiba ada masalah apalgi sampe "bleduk" .. apes dah.., makanya pagi ini mo diganti tapi ya tu dah satu jam dicoba gak berhasil masih bunyi aja, ... akhirnya gua coba browing di internet, ... dapetlah tips-tips sebagai berikut:

1. Coba diganti karet pengaman tabung dengan karet pengaman yang baru, minta aja ke penjual gas, kalo ternyata karet nggak dikasih ama penjual gas, pake tips ini aja, karet tabung yang ada direndam dengan minyak tanah, ato direndam dengan sabun, trus coba deh ... makasih buat sumbernya ...

2. Kalo pun masih tidak berhasil pake tips berikutnya nih .. ambil sabun terus dicuil dikit dan dioleskan secara merata melingkar di luar ujung tabung, trus kalo udah ... di coba deh ... makasih juga buat sumbernya ...


Makasih banyak buat sumbernya yang udah bergai pengalaman, coba dah ntar gua coba moga-moga berhasil ....

Nih nyambung yang kemaren ....

Sepulang kerja, gua coba lagi ngikutin trik di atas, dah coba-coba setiap kemungkinan dicoba, ... tapi ya tetep aja, regulatornya bunyi ".... ssssssss ...." ..

Akhirnya .....

Terpaksa ganti regulator yang baru lagi (padahal yang sebelumnya tuh baru beli juga, baru dibuka, baru di pake, dan yang terpenting ..... berlabel SNI, label yang senantiasa didengung-dengungkan di media masa ...

eh .... pas dicoba regulator baru yang ditawarin ama tukang gasnya (waktu itu tabung gasnya diganti lagi ama tukang gasnya sesudah dikomplain) pake regulator yang dia tawarkan .... alhamdulillah ... sekali pake langsung manjur, .. gak bunyi lagi dan alngsung aman bisa dipakai.

Nah padahal tuh relatornya ... gak ada label SNI, dan lagi itu produk Malaysia !!! ..

itulah kisahnya .... capek deeeeeh ..



Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post