Kisah Haru Dari Seorang Anak Kecil ...

Posted On 12/22/2010 02:17:00 PM by achankoe | 3 comments

Dari forum sebelah, bikin terharu ...

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah..sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?... Bagaimana Dita mau bermain nanti ?... Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..



Makanya sayangilah anak kita walau bagaimanapun karna itu adalah darah daging kita.

Sumber

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Sebuah Renungan : "Pesankan Saya Tempat Di Neraka"

Posted On 10/11/2010 07:29:00 AM by achankoe | 0 comments

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk
tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas
menjadikannya menggadaikan etika.

Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan
badan bisa terja…ga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di
sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk
dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk
diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu
mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan
bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik
bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan
agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan,
sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? .........

Rupanya dia tersinggung, lalu ia
ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak
berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di
neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya
beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain
yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat
kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir
mikrobus Alexandria .

Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh
perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya
berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.
“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati
si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah.

Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi?

Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya
dalam keadaan memesan neraka!

Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan
kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya.
Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya setiap orang mengetahui akhir hidupnya….
Seandainya setiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat…
Seandainya setiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang
buruk…
Seandainya setiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah…

Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbingNya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA untuk
semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar…
mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana? Wallahu a’lam.

Ditulis dalam majalah Almanar (bukan Almanar yang dulu dikelola syekh
Muhammad Rasyid Ridho yang kemudian menulis tafsir Almanar itu, melainkan
Almanar Aljadid/neo-Almanar)


Sumber

Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post

Solusi Regulator Gas Bunyi ".... ssssss ..."

Posted On 10/08/2010 08:02:00 AM by achankoe | 1 comments

Memang ya ilmu pengetahuan tuh, gak mesti didapet dari institusi formal, orang bilang banyaklah belajarlah dari pengalaman, seperti yang gua alami sekarang nih .... Dah satu jam-an lah coba pasang regulator gas elpiji, tapi selalu tidak berhasil, selalu aja bunyi "..... ssssssss ....." dari regulatornya, ... .

Niat awalnya sih mau ganti regulator gas, soalnya dah sekitar 6 tahun tuh gak diganti-ganti, solanya kami pikir masih oke-oke aja gak ada masalh koq ... cuma istri gua takut aja??, takut klo tiba-tiba ada masalah apalgi sampe "bleduk" .. apes dah.., makanya pagi ini mo diganti tapi ya tu dah satu jam dicoba gak berhasil masih bunyi aja, ... akhirnya gua coba browing di internet, ... dapetlah tips-tips sebagai berikut:

1. Coba diganti karet pengaman tabung dengan karet pengaman yang baru, minta aja ke penjual gas, kalo ternyata karet nggak dikasih ama penjual gas, pake tips ini aja, karet tabung yang ada direndam dengan minyak tanah, ato direndam dengan sabun, trus coba deh ... makasih buat sumbernya ...

2. Kalo pun masih tidak berhasil pake tips berikutnya nih .. ambil sabun terus dicuil dikit dan dioleskan secara merata melingkar di luar ujung tabung, trus kalo udah ... di coba deh ... makasih juga buat sumbernya ...


Makasih banyak buat sumbernya yang udah bergai pengalaman, coba dah ntar gua coba moga-moga berhasil ....

Nih nyambung yang kemaren ....

Sepulang kerja, gua coba lagi ngikutin trik di atas, dah coba-coba setiap kemungkinan dicoba, ... tapi ya tetep aja, regulatornya bunyi ".... ssssssss ...." ..

Akhirnya .....

Terpaksa ganti regulator yang baru lagi (padahal yang sebelumnya tuh baru beli juga, baru dibuka, baru di pake, dan yang terpenting ..... berlabel SNI, label yang senantiasa didengung-dengungkan di media masa ...

eh .... pas dicoba regulator baru yang ditawarin ama tukang gasnya (waktu itu tabung gasnya diganti lagi ama tukang gasnya sesudah dikomplain) pake regulator yang dia tawarkan .... alhamdulillah ... sekali pake langsung manjur, .. gak bunyi lagi dan alngsung aman bisa dipakai.

Nah padahal tuh relatornya ... gak ada label SNI, dan lagi itu produk Malaysia !!! ..

itulah kisahnya .... capek deeeeeh ..



Baca Lagi? Mau Mau Mau? ......
| | edit post